Langsung ke konten utama

Rindu

Rindu.
Rindu kamu.
Iya, kamu. 
Sang penyemangat.

Walau dinding yang begitu tebal dan tinggi.
Hal, itu tidak menjadikan alasan untuk mengurangi perasaan ini kepadamu.
Karena cinta itu tidak terbatas.
Bisa ke siapapun, ke ras apapun, agama apapun.
Termasuk cinta kepadamu.

Tapi aku tau diri.
Jadi hanya bisa diam dan memandang mu.
Tentu dari kejauhan.
Karena...
 إني أحبك في الله

Hmmm... Kamu lagi sibuk dengan kertas-kertas itu.
Jadi, jarang bertemu.
Rindu.
Rindu parasmu.
Rindu kamu.
Pokoknya aku rindu kepadamu.

Jadi..
Nantikan aku membawa bunga!
Nanti.
Nanti kalo urusanmu dengan kertas-kertas itu selesai.
Kalo udah ada toga yang kau pakai di kepalamu.
Kalo namamu udah ada tittlenya.
Tapi tentu aku takkan sendiri.
Tentunya aku bersama teman-temanku yang lain.
Karena, aku tau diri akan...
Faktor pembatas.

Ah,
Pokoknya aku rindu.
Sama kamu.
Dari seminggu cuma bisa ketemu sehari.
Itu kalo beruntung.

Yaudah,
Semangat bertarung dengan kertas-kertas itu!


rrindri




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sesingkat Itu

Pertemuan kita sesingkat itu.. Tapi siapa tahu dari waktu yang sesingkat itu dapat mengikat kita ke selamanya. Aku ga tau gimana perasaanmu ke aku, yang pasti aku merasa deg-deg an kalo ngeliat kamu. Apalagi kalau mata ketemu mata, rasanya surga dunia cuma hal yang kayak gini nih bikin senyam-senyum sendiri serasa dapet vitamin A+++! Aku tak sempat mengenal dirimu lebih dalam, iya karena pertemuan singkat kita.  rrindri

Secuil Surat untuk Menyemangatimu

Hai, kamu yang bersuara indah saat membaca bahasa surga. Akhir-akhir ini aku sering melihatmu, bukan dalam artian 'melihat' tapi lebih kearah dimana aku sering memperhatianmu. Dari ke jauhan tentunya. Karena apa? Karena apa daya ku yang hanya dapat memperhatikanmu dari jauh. Akhir-akhir ini kudengar kau telah usai dengannya. Iya, dia yang berparas indah itu. Entah mengapa kalian menyudahinya, aku tidak ambil pusing tentang itu. Yang ku tahu sekarang kamu mencoba (mungkin) melupakannya atau malah sedang berjuang untuknya agar dapat kembali. Entah aku juga tidak terlalu berfikir tentang hal itu. Yang ku tahu dia akan menyesal bisa melepaskanmu begitu saja. Karena.. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang pantang menyerah. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang optimis terhadap suatu hal. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang tidak plin-plan. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang setia. Bukan berarti menyukaimu bila aku menuliskan semua ini. Aku hanya serin...

Penyesalan

Aku masih teringat janjimu disore itu. Janji yang telah mencairkan aku yang dulunya sebuah bokah es mencair menjadi air untukmu. Akupun masih ingat dengan jelas detik-detik bagaimana, kesalahan yang kubuat telah menyebabkan penyesalan tak berujung ini.  Apa keputusanku salah atau kah benar? kalaupun benar kenapa rasa penyesalan tidak pergi dari hati ini. Lelah, perasaan ini menyakitiku perlahan-lahan. Pasti ini yang kamu rasa saat kejadian itu. Perih. Sakit. Semua kau tanggung sendiri pada saat itu. Dan kalau salah, aku menjadi tidak dapat melihat bagaimana perasaanmu yang sesungguhnya kepadaku. Janji itu yang mencairkanku, dan akhirnya kau ingkari. Kini kau telah mengengang tangan lain yang dengan senang hati akan membalas dengan erat mengengam tanganmu.  Aku memang pengecut, menyesali keputusan yang telah kubuat sendiri. Terlalu naif percaya tentang janji itu. Terlalu buta dan tuli tidak mendengarkan temanku dan aku masih terlalu naif percaya janji itu. Percaya ...