Langsung ke konten utama

Kita Berbeda

“Tuhan memang satu, kita yang tak sama”. 
Kalimat ini sederhana dan kedengarannya manis di telinga, tapi aslinya menyimpan banyak cerita dari manusia termasuk kami, kami yang harus menerima kenyataan “mengapa harus keyakinan memisah cinta kita?”.

Cerita ini memang tentang cinta, tentang sepasang manusia yang cintanya terhalang tembok bernama agama. Cinta, cinta memang tak pernah salah. Cinta bisa tumbuh kapan saja, di mana saja, dan ke siapa aja termasuk jatuh cinta sma kamu. Cinta, sering datang lebih dulu tanpa mengetuk pintu hingga tiba-tiba datang dan seketika membuat bahagia dan lupa. Lupa, iya lupa akan ada keadaan dan batas yang seringkali membuat cinta menjadi salah, bisa salah waktu, bisa juga salah keadaan. Cinta beda agama mungkin sebuah “cinta salah keadaan”.

Dan menurutku-menurutmu-menurut kami, lagu-lagu tentang cinta beda agama jauh lebih galau maximal dibanding lagu cinta lainnya.  

Saat jatuh cinta manusia akan menunjukkan dirinya sebagai makhluk yang egois termasuk dalam memaksakan keadaan. Padahal cinta, pada akhirnya setiap manusia hanya menjalankan suratan Tuhan. Cinta beda agama. Agama batas itu terlalu kuat untuk manusia kalahkan, terlalu jauh dari jangkauan kami. Perbedaan memang indah, karena beda kami jadi kuat. Tapi karena beda agama, cerita cinta pun sering harus berakhir parah meski sudah dijalani dengan indah.

Tembok yang bernama keyakinan ini begitu tinggi, menjulang tanpa ada celah diantaranya untuk bisa menyatukan. Akan indah akhirnya bila sang tembok tersebut sirna. Sirna karena suatu saat nanti jika kamu bersedia pindah agama ke agamaku. Kesannya egois memang memaksakan kehendak untuk sama keyakinan denganku. Bila akhirnya kami tidak bisa bersama karena tembok itu biarlah ini akan menjadi cerita indah diantara kami untuk dikenang. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Secuil Surat untuk Menyemangatimu

Hai, kamu yang bersuara indah saat membaca bahasa surga. Akhir-akhir ini aku sering melihatmu, bukan dalam artian 'melihat' tapi lebih kearah dimana aku sering memperhatianmu. Dari ke jauhan tentunya. Karena apa? Karena apa daya ku yang hanya dapat memperhatikanmu dari jauh. Akhir-akhir ini kudengar kau telah usai dengannya. Iya, dia yang berparas indah itu. Entah mengapa kalian menyudahinya, aku tidak ambil pusing tentang itu. Yang ku tahu sekarang kamu mencoba (mungkin) melupakannya atau malah sedang berjuang untuknya agar dapat kembali. Entah aku juga tidak terlalu berfikir tentang hal itu. Yang ku tahu dia akan menyesal bisa melepaskanmu begitu saja. Karena.. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang pantang menyerah. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang optimis terhadap suatu hal. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang tidak plin-plan. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang setia. Bukan berarti menyukaimu bila aku menuliskan semua ini. Aku hanya serin...

Sesingkat Itu

Pertemuan kita sesingkat itu.. Tapi siapa tahu dari waktu yang sesingkat itu dapat mengikat kita ke selamanya. Aku ga tau gimana perasaanmu ke aku, yang pasti aku merasa deg-deg an kalo ngeliat kamu. Apalagi kalau mata ketemu mata, rasanya surga dunia cuma hal yang kayak gini nih bikin senyam-senyum sendiri serasa dapet vitamin A+++! Aku tak sempat mengenal dirimu lebih dalam, iya karena pertemuan singkat kita.  rrindri

kelas kubagaikan sesuatu

sebenernya aku salah apa to? sampe kayak gini? kayaknya benci bgt sekelas sama aku? aku emg pernah jahatin mereka po? kok sampe dijahatin kayak gini? salahku apaan? ngejek aja enggak pernah, kenapa aku sukanya diejekin? bacot aja jarang, kenapa aku dibacotin? frontal aja enggak pernah, kenapa aku di frontalin? udah pelajarannya susah kelas enggak mendukung :| mau jadi apa aku? kedepannya? padahal aku bakalan sekelas sama mereka sampe XII besok :\ frustasi berat eh depresi berat eh sampe kayak gini :\  pengen pindah kelas tp ke kelas apa? :( ? pindah sekolah? enggak boleh :( tp enggk bisa lama lama kayak gini :'( pengen sekolah tp kok enggk pengen msk kelas :( bener bener enggak betah! apa apa di komentari :| sama mereka BENCI DEH!