Langsung ke konten utama

Ketika Jogja Hanya sebagai Wacana

Perkenalan itu terlalu manis terlalu indah untuk dilupakan. Move on kan enggak harus ngelupain kenangan yang udah dilalu berdua sih. Tapi kebanyakkan cara ampuh buat move on dengan berusaha melupakan kenangan buat enggak jadi alas an galau-galau lagi. Biar lupa, biar move on! Dan sudah hampir satu tahun rasanya aku berusaha untuk bijak mengelola kenangan-kenangan itu. Waktu yang terlalu singkat yang dilalui bersama terasa begitu melekat dibanding bersama  yang lalu-lalu.

Aku masih ingat dulu kamu sering mengakatan “Jogja” dan aku sering mengatakan “Malang” karena jarak yang ada memisahkan kita. Kita hanya dapat sekedar berucap saja tanpa dapat lagi bertemu karena keterbatasan waktu yang kita punya. Aku sering berandai, andai aku bersekolah di Malang saat SMA setidaknya peluang kita bertemu akan ada dibanding sama sekali tidak. 

Andai aku memang SMA disana. Andai aku mengenalmu lebih dulu. Andai aku memang benar-benar ada di lingkaran hidupmu bukan hanya sekedar angin lewat saja. Ah, andai saja.

Kata-kata yang paling aku sukai saat kau ucapkan adalah tunggu aku di Jogja ya, nanti kamu jemput aku di stasiun tugu. Kamu jangan kemana-mana udah di Jogja aja, nunggu aku datang kesana. Sampai saat ini aku masih berada di kota yang kata anis baswedan romantis ini, Jogja. Aku masih disini menunggumu. Berharap akan terwujudnya moment-moment yang akan kita lalui, menciptakan lagi kenangan-kenangan indah bersamamu.

Ketika Jogja sebagai wacana. Ketika aku masih menunggu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Secuil Surat untuk Menyemangatimu

Hai, kamu yang bersuara indah saat membaca bahasa surga. Akhir-akhir ini aku sering melihatmu, bukan dalam artian 'melihat' tapi lebih kearah dimana aku sering memperhatianmu. Dari ke jauhan tentunya. Karena apa? Karena apa daya ku yang hanya dapat memperhatikanmu dari jauh. Akhir-akhir ini kudengar kau telah usai dengannya. Iya, dia yang berparas indah itu. Entah mengapa kalian menyudahinya, aku tidak ambil pusing tentang itu. Yang ku tahu sekarang kamu mencoba (mungkin) melupakannya atau malah sedang berjuang untuknya agar dapat kembali. Entah aku juga tidak terlalu berfikir tentang hal itu. Yang ku tahu dia akan menyesal bisa melepaskanmu begitu saja. Karena.. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang pantang menyerah. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang optimis terhadap suatu hal. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang tidak plin-plan. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang setia. Bukan berarti menyukaimu bila aku menuliskan semua ini. Aku hanya serin

Penyesalan

Aku masih teringat janjimu disore itu. Janji yang telah mencairkan aku yang dulunya sebuah bokah es mencair menjadi air untukmu. Akupun masih ingat dengan jelas detik-detik bagaimana, kesalahan yang kubuat telah menyebabkan penyesalan tak berujung ini.  Apa keputusanku salah atau kah benar? kalaupun benar kenapa rasa penyesalan tidak pergi dari hati ini. Lelah, perasaan ini menyakitiku perlahan-lahan. Pasti ini yang kamu rasa saat kejadian itu. Perih. Sakit. Semua kau tanggung sendiri pada saat itu. Dan kalau salah, aku menjadi tidak dapat melihat bagaimana perasaanmu yang sesungguhnya kepadaku. Janji itu yang mencairkanku, dan akhirnya kau ingkari. Kini kau telah mengengang tangan lain yang dengan senang hati akan membalas dengan erat mengengam tanganmu.  Aku memang pengecut, menyesali keputusan yang telah kubuat sendiri. Terlalu naif percaya tentang janji itu. Terlalu buta dan tuli tidak mendengarkan temanku dan aku masih terlalu naif percaya janji itu. Percaya akan janj

When you're nothing in around something

Ada saat dimana kamu merasa bukan apa-apa diantara orang-orang yang memiliki keunggulan yang lebih dari kamu. Setahun yang lalu aku menulis hal yang sama dan tahun ini belum ada perubahan apapun. Masih itu-itu saja. Mimpipun tak punya. Berjalan tanpa arah, hanya mengikuti arus yang ada. I don't have an motivation to do something.  Aku tak tau dimana orang-orang mendapat motivasi untuk berproses, berkembang dan menjadi sesuatu. Hmm, dorongan orang tua? dorongan teman? dorongan pacar? atau tekanan dari orang sekitar yang membuat kita eh kamu punya motivasi untuk melakukan sesuatu?  Entah. Aku tak tau. Lagi random aja. Karena hidupku masih stuck disitu-situ aja.  Apa terasa hambar karena tanpa warna-warni? Ugh, warnaku akan datang dengan sendirinya. Karena warna akan mencari kanvasnya atau kami sama-sama mencari atau kanvas yang mencari warna. Ok. Absurd. Well, slept tight.  rrindri