Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

When you're nothing in around something

Ada saat dimana kamu merasa bukan apa-apa diantara orang-orang yang memiliki keunggulan yang lebih dari kamu. Setahun yang lalu aku menulis hal yang sama dan tahun ini belum ada perubahan apapun. Masih itu-itu saja. Mimpipun tak punya. Berjalan tanpa arah, hanya mengikuti arus yang ada. I don't have an motivation to do something.  Aku tak tau dimana orang-orang mendapat motivasi untuk berproses, berkembang dan menjadi sesuatu. Hmm, dorongan orang tua? dorongan teman? dorongan pacar? atau tekanan dari orang sekitar yang membuat kita eh kamu punya motivasi untuk melakukan sesuatu?  Entah. Aku tak tau. Lagi random aja. Karena hidupku masih stuck disitu-situ aja.  Apa terasa hambar karena tanpa warna-warni? Ugh, warnaku akan datang dengan sendirinya. Karena warna akan mencari kanvasnya atau kami sama-sama mencari atau kanvas yang mencari warna. Ok. Absurd. Well, slept tight.  rrindri

Secuil Surat untuk Menyemangatimu

Hai, kamu yang bersuara indah saat membaca bahasa surga. Akhir-akhir ini aku sering melihatmu, bukan dalam artian 'melihat' tapi lebih kearah dimana aku sering memperhatianmu. Dari ke jauhan tentunya. Karena apa? Karena apa daya ku yang hanya dapat memperhatikanmu dari jauh. Akhir-akhir ini kudengar kau telah usai dengannya. Iya, dia yang berparas indah itu. Entah mengapa kalian menyudahinya, aku tidak ambil pusing tentang itu. Yang ku tahu sekarang kamu mencoba (mungkin) melupakannya atau malah sedang berjuang untuknya agar dapat kembali. Entah aku juga tidak terlalu berfikir tentang hal itu. Yang ku tahu dia akan menyesal bisa melepaskanmu begitu saja. Karena.. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang pantang menyerah. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang optimis terhadap suatu hal. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang tidak plin-plan. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang setia. Bukan berarti menyukaimu bila aku menuliskan semua ini. Aku hanya serin

Pangeran Misterius

Dia sebenarnya seperti pangeran. Pintar, yah cukup tampan lah. Tapi terkadang selera fashionya itu lho agak gimana. Menurutku dia seperti pangeran yang tidak terasah kecermelangannya.  Iya dia.. Dia yang berambut ikal berantakan, berwajah kotak dengan bingkai kacamata hitamnya yang selalu menemaninya setiap hari. Tidak bosan-bosannya aku menatap wajah itu. Tenang tapi terkesan cuek dan dingin. Bicarapun hanya seperlunya dan hanya beberapa patah kata. Tapi, menurutku dia keren apa adanya. Biasanya aku tidak menghiraukan keberadaanya tapi akhir-akhir ini entah mengapa aku tidak bosan menatap wajah itu. Wajah yang teduh bila ia menunggingkan senyumnya yang amat ajarang ia tampilkan. Wajah yang serius saat dosen menjelaskan kelasnya. Wajah yang terkadang terlihat mengantuk bila kuliah pagi. Wajah yang terlihat amat capek waktu praktikum.  Menurutku dia penuh dengan tanda tanya, maksudku dia begitu misterius. Tidak ada yang tahu tentang kesibukkannya. Selesai kuliah lan

Penyesalan

Aku masih teringat janjimu disore itu. Janji yang telah mencairkan aku yang dulunya sebuah bokah es mencair menjadi air untukmu. Akupun masih ingat dengan jelas detik-detik bagaimana, kesalahan yang kubuat telah menyebabkan penyesalan tak berujung ini.  Apa keputusanku salah atau kah benar? kalaupun benar kenapa rasa penyesalan tidak pergi dari hati ini. Lelah, perasaan ini menyakitiku perlahan-lahan. Pasti ini yang kamu rasa saat kejadian itu. Perih. Sakit. Semua kau tanggung sendiri pada saat itu. Dan kalau salah, aku menjadi tidak dapat melihat bagaimana perasaanmu yang sesungguhnya kepadaku. Janji itu yang mencairkanku, dan akhirnya kau ingkari. Kini kau telah mengengang tangan lain yang dengan senang hati akan membalas dengan erat mengengam tanganmu.  Aku memang pengecut, menyesali keputusan yang telah kubuat sendiri. Terlalu naif percaya tentang janji itu. Terlalu buta dan tuli tidak mendengarkan temanku dan aku masih terlalu naif percaya janji itu. Percaya akan janj

Untukmu yang sering kusebut dalam doa

Dear,  Hai kamu yang belum dipertemukan dengan aku. Lagi apa? Aku sering membayangkanmu sedang menatap layar, membaca literatur, dan sesekali pergi untuk bersenang-senang dengan teman seperjuanganmu. Ingin rasanya segera untuk menguatkanmu, memberimu semangat saat kau sedang letih. Meletakkan kepalaku dibahumu. Aku rindu kamu, dari dulu sadar kah kau? Aku selalu membayangkan bagaimana nanti kita bertemu, apakah kita sudah sailng kenal sebelumnya tau kan kamu adalah orang yang selama ini tidak pernah ku duga. Apapun keadaannya nanti, kamu akan tau bahwa aku muara dari arus sungai yang sedang kau arungi. Tapi sebelum bertemu, izinkan aku untuk berterimakasih kepadamu. Terima kasih telah mempersiapkan dirimu untuk menyambutku. Kau mengorbankan waktu tidurmu, merelakan indahnya masa mudamu demi bisa lebih siap menjemput masa depan bersamaku. Saat teman-temanmu kecanduan main DoTA, kau justru begadang demi menyelesaikan tugas terakhirmu sebagai mahasiswa. Kau memilih belajar

Rumput Hijau

"Terkadang rumput tetangga memang terlihat sedikit lebih hijau dari pada rumput sendiri." Yeah, terlihat lebih hijau dan rindang. Jadi gini, minggu lalu jurusanku habis kunjungan ke ITB, ke departemen agronomi dan hortikulturanya. Tapi yang kulihat kok, kenapa jauh ya sama tempatku? Mereka lebih ke pertanian banget (Ya namanya aja juga udah institut pertanian) I mean, mereka bener-bener bangga sama apa yang mereka jalanin. Kampusnya, kotanya juga sangat amat mendukung mereka. Sampe ada kompleks pertanian yang isinya balai penelitian pertanian sampe sederet luas banget. Mall yang berbau pertanian juga ada (Re: Botani Squar*) yang sekalian jadi satu sama IPBCC. Terkadang rumput tetangga memang terlihat lebih hijau, tapi mungkin juga enggak lebih hijau dari pada rumput sendiri. Kan kemaren cuma tour singkat, belum tau gimana kehidupan asli disana. Jadi gak ada salahnya nyoba mencintai rumput sendiri toh sama-sama di dunia yang sama (pertanian). rrindri