Langsung ke konten utama

Surat untuk kamu




Hai, kamu. Kali ini tokoh kamu yang kumaksud bukan kamu yang dulu sering aku tulis. Ini berbeda ini tentang kamu. Iya. Kamu. Kamu yang sangat amat aku rindukan. Kamu apa kabar? beberapa waktu ini kamu tak ada kabar biasanya kan kita sering ngobrol enggak jelas. Tapi biasa sih aku ditinggalin itu udah biasa saking bisanya jadi udah semacam kebal aja gitu, tapi tetep aja sakit kalo ditinggal. Apa lagi sama orang yang sangat amat special.

Aku orangnya kaalo udah inget sesuatu biasanya ku inget detail, kalo enggak ya lupa sama sekali. Dan kamu termasuk dalam detail yang paling ku inget. Masih inget kok gimana pertama aku melihatmu. Tatapan bahagiamu melihat aku, mungkin enggak bakal bisa kamu ungkapkan, karena rasa yang kamu rasain mesti bahagia banget. 

Aku kangen. Sama kamu. Sama moment kita. Entah berapa banyak moment yang kita lalui. Terlalu banyak! Ada canda, tawa, tangis, senang, sedih, bahagia, amarah. Semuanya! Aku kangen melalui hari-hari itu bersamamu. 

Makasih untuk waktumu dari selama aku lahir hingga enggkau menghembuskan nafas terakhirmu. Maaf, aku tidak ada tepat disampingmu saat kau tiada. Detik-detik saat kau berjuang untuk melepas dunia ini aku lewatkan. Maaf.  But, thanks for coloring my live with your word, your love, your smile. 


Ini bukan perpisahan. Ini awal dari kehidupan abadi yang akan kau jalani. Meninggalkan dunia fana ini yang gelap menuju tempat yang terang diatas sana. Semoga kamu mendapat tempat terbaik disisi-Nya. Selamat jalan, semoga bahagia disana. Akan kususul kau saat waktuku tiba nanti.


Salam dari yang sangat amat merindukan senyumanmu sejak 10 Januari 2012 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Secuil Surat untuk Menyemangatimu

Hai, kamu yang bersuara indah saat membaca bahasa surga. Akhir-akhir ini aku sering melihatmu, bukan dalam artian 'melihat' tapi lebih kearah dimana aku sering memperhatianmu. Dari ke jauhan tentunya. Karena apa? Karena apa daya ku yang hanya dapat memperhatikanmu dari jauh. Akhir-akhir ini kudengar kau telah usai dengannya. Iya, dia yang berparas indah itu. Entah mengapa kalian menyudahinya, aku tidak ambil pusing tentang itu. Yang ku tahu sekarang kamu mencoba (mungkin) melupakannya atau malah sedang berjuang untuknya agar dapat kembali. Entah aku juga tidak terlalu berfikir tentang hal itu. Yang ku tahu dia akan menyesal bisa melepaskanmu begitu saja. Karena.. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang pantang menyerah. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang optimis terhadap suatu hal. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang tidak plin-plan. Yang ku tahu kamu adalah seseorang yang setia. Bukan berarti menyukaimu bila aku menuliskan semua ini. Aku hanya serin

Penyesalan

Aku masih teringat janjimu disore itu. Janji yang telah mencairkan aku yang dulunya sebuah bokah es mencair menjadi air untukmu. Akupun masih ingat dengan jelas detik-detik bagaimana, kesalahan yang kubuat telah menyebabkan penyesalan tak berujung ini.  Apa keputusanku salah atau kah benar? kalaupun benar kenapa rasa penyesalan tidak pergi dari hati ini. Lelah, perasaan ini menyakitiku perlahan-lahan. Pasti ini yang kamu rasa saat kejadian itu. Perih. Sakit. Semua kau tanggung sendiri pada saat itu. Dan kalau salah, aku menjadi tidak dapat melihat bagaimana perasaanmu yang sesungguhnya kepadaku. Janji itu yang mencairkanku, dan akhirnya kau ingkari. Kini kau telah mengengang tangan lain yang dengan senang hati akan membalas dengan erat mengengam tanganmu.  Aku memang pengecut, menyesali keputusan yang telah kubuat sendiri. Terlalu naif percaya tentang janji itu. Terlalu buta dan tuli tidak mendengarkan temanku dan aku masih terlalu naif percaya janji itu. Percaya akan janj

When you're nothing in around something

Ada saat dimana kamu merasa bukan apa-apa diantara orang-orang yang memiliki keunggulan yang lebih dari kamu. Setahun yang lalu aku menulis hal yang sama dan tahun ini belum ada perubahan apapun. Masih itu-itu saja. Mimpipun tak punya. Berjalan tanpa arah, hanya mengikuti arus yang ada. I don't have an motivation to do something.  Aku tak tau dimana orang-orang mendapat motivasi untuk berproses, berkembang dan menjadi sesuatu. Hmm, dorongan orang tua? dorongan teman? dorongan pacar? atau tekanan dari orang sekitar yang membuat kita eh kamu punya motivasi untuk melakukan sesuatu?  Entah. Aku tak tau. Lagi random aja. Karena hidupku masih stuck disitu-situ aja.  Apa terasa hambar karena tanpa warna-warni? Ugh, warnaku akan datang dengan sendirinya. Karena warna akan mencari kanvasnya atau kami sama-sama mencari atau kanvas yang mencari warna. Ok. Absurd. Well, slept tight.  rrindri